pengunjung blog ini

Minggu, 18 Juni 2017

Arti Bilingualisme Menurut Para Ahli


                A. Arti Bilingualisme
Istilah bilingualisme (Inggris: bilingualism) dalam bahasa Indonesia disebut juga kedwibahasaan. Dari istilahnya secara harfiah sudah dapat dipahami apa yang dimaksud dengan bilingualisme itu, yaitu berkenaan dengan penggunaan dua bahasa atau dua kode bahasa. Secara sosialinguistik secara umum, bilinguslisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian (Mackey 1962:12, Fishman 1975:73).
Untuk dapat menggunakan dua bahasa tentunya seseorang harus menguasai kedua bahasa itu. Pertama, bahasa ibunya sendiri atau bahasa pertamanya (disingkat B1), dan yang kedua adalah bahasa lain yang menjadi bahasa keduanya (disingkat B2). Orang yang dapat menggunakan kedua bahasa itu disebut orang yang bilingual (dalam bahasa Indonesia disebut juga dwibahasawan). Sedangkan kemampuan untuk menggunakan dua bahasa disebut bilingualitas (dalam bahasa Indonesia disebut juga kedwibahasawanan). Selain istilah bilingualisme dengan segala jabarannya ada juga istilah multilingualisme (dalam bahasa Indonesia disebut juga keanekabahasaan) yakni keadaan digunakannya lebih dari dua bahasa oleh seseorang dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian.
B. Definisi Kedwibahasaan (Bilingaulisme)
Telah diketahui bahwa secara harfiah kedwibahasaan adalah kebiasaan menggunakan dua bahasa atau lebih secara bergantian. Dibawah ini adalah pendapat-pendapat atau definisi tantang kedwibahasaan oleh para pakar ahlinya. Menurut para pakar kedwibahasaan didefinisikan sebagai berikut:
1. Robert Lado (1964-214)
Kedwibahasaan merupakan kemampuan berbicara dua bahasa dengan sama atau hampir sama baiknya. Secara teknis pendapat ini mengacu pada pengetahuan dua bahasa, bagaimana tingkatnya oleh seseorang.
2. MacKey (1956:155)
Kedwibahasaan adalah pemakaian yang bergantian dari dua bahasa. Merumuskan kedwibahasaan sebagai kebiasaan menggunakan dua bahasa atau lebih oleh seseorang (the alternative use of two or more languages by the same individual). Perluasan pendapat ini dikemukakan dengan adanya tingkatan kedwibahasaan dilihat dari segi penguasaan unsur gramatikal, leksikal, semantik, dan gaya yang tercermin dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
3. Hartman dan Stork (1972:27)
Kedwibahasaan adalah pemakain dua bahasa oleh seorang penutur atau masyarakat ujaran.
4. Bloomfield (1958:56)
Kedwibahasaan merupakan kemampuan untuk menggunakan dua bahasa yang sama baiknya oleh seorang penutur. Merumuskan kedwibahasaan sebagai penguasaan yang sama baiknya atas dua bahasa atau native like control of two languages. Penguasaan dua bahasa dengan kelancaran dan ketepatan yang sama seperti penutur asli sangatlah sulit diukur.
5. Haugen (1968:10)
Kedwibahasaan adalah tahu dua bahasa. Jika diuraikan secara lebih umum maka pengertian kedwibahasaan adalah pemakaian dua bahasa secara bergantian baik secara produktif maupun reseftif oleh seorang individu atau oleh masyarakat. Mengemukakan kedwibahasaan dengan tahu dua bahasa (knowledge of two languages), cukup mengetahui dua bahasa secara pasif atau understanding without speaking.
6. Oksaar
Berpendapat bahwa kedwibahasaan bukan hanya milik individu, namun harus diperlakukan sebagai milik kelompok, sehingga memungkinkan adanya masyarakat dwibahasawan. Hal ini terlihat di Belgia menetapkan bahasa Belanda dan Perencis sebagai bahasa negara, Finlandia dengan bahasa Find dan bahasa Swedia. Di Montreal Kanada, bahasa Inggris dan Perancis dipakai secara bergantian oleh warganya, sehingga warga montreal dianggap sebagai masyarakat dwibahasawan murni.
Jadi dapat diambil kesimpulan dari definisi-definisi diatas bahwa kedwibahasaan berhubungan erat dengan pemakaian dua bahasa atau lebih oleh seorang dwibahasawan atau masyarakat dwibahasawan secara bergantian. Pengertian kedwibahasaan adalah pemakaian dua bahasa secara bergantian baik secara produktif maupun reseftif oleh seorang individu atau oleh masyarakat.


Sabtu, 03 Juni 2017

Dasar Kependidikan

DASAR KEPENDIDIKAN
  



KELOMPOK 1 :
ABDUL WAHID
ABD.AZIZ A.NAIM
ABD BASID
ACHMAD SOLEH
ANDRE RIZQI ROSYADI
ACH FAUZI
AINUN NABILA
ANA MUSTAFIDA
ANNISYAK
ANISA ASSULTHONIYA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN PGRI BANGKALAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2015-2016

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan pada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan tugas parody mata pelajaran dasar kependidikan ini dengan tepat waktu.

Tugas ini kami buat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah pendidikan kewarganegaraan. Dalam tugas ini kami membuat parodi tentang pendidikan dalam tingkat SMA, di harap mahasiswa mampu memahami lebih jauh dan mendalam akan kesungguhan untuk mencapai cita-cita belajar hingga perguruan tinggi.

Dengan segala rendah hati, saran-saran dan kritik sangat kami harapkan dari para pembaca khususnya bapak/ibu dosen guna peningkatan pembuatan tugas yang lain pada waktu mendatang.







Skenario Parodi

1. Tema Drama : Pendidikan
   
I)  Exposisi

Aziz                                                    : guru
Achmad Soleh                                  : siswa kurang mampu
Andre, Wahid, Fauzi                        : siswa nakal (antagonis)
Annisyak, Mustafida, Nabila         : siswi baik (protagonist)
Basid                                                  : anak yang netral (lugu)

II) Permasalahan

Soleh ingin berhenti sekolah karena orang tuanya tidak punya biaya.

III) Komplikasi

Nabila mengajak Mustafida untuk berusaha agar Soleh mendapat beasiswa dan bisa tetap bersekolah bersama mereka.

IV) Catatan

Wahid, Fauzi dan andre yang tidak begitu suka dengan Soleh merasa ia tidak peduli dengan apa yang akan Soleh lakukan, mereka justru mengolok-olok soleh karna serba terbatas.

VI) Kesimpulan

Soleh akhirnya didaftarkan untuk mengikuti program beasiswa, dan mengusulkan keringanan biaya pada sekolah.









2. Karakter

Aziz                                                    : guru
Achmad Soleh                                  : siswa kurang mampu
Andre, Wahid, Fauzi                        : siswa nakal
Annisyak, Mustafida, Nabila         : siswi baik
Basid                                                  : anak yang netral (penengah)

a. Protagonis (baik) : Aziz, Achmad Soleh, Annisyak, Mustafida, Nabila.
b. Antagonis (jahat) : Andre, Wahid, Fauzi
c. Tritagonis : Basid

4.  Latar

a.  Tempat
     Di dalam ruang kelas XI IPA dan di kantin

b.  Waktu/kejadian
     siang hari pada jam istirahat sekolah

c. Sosial

Soleh ingin sekali mengenyam pendidikan di sekolah, namun ia tidak ingin merepotkan orang tua yang sudah kesulitan biaya.











                Di jam istirahat siang ini, Agus terlihat berbeda dari biasanya. Jika lonceng berbunyi tanda istirahat telah dimulai, biasanya Soleh langsung mengajak Nabila dan Fida untuk ke kantin. Tapi tidak dengan hari ini, sehingga hal ini membuat Nabila dan Fida heran dan menghampiri Soleh yang sedang tertunduk lesu.

Guru     : unsur kependidikan yaitu spengajar, siswa, dan materi yang akan di ajarkan. Iya itulah unsur-unsur kependidikan. Pelajaran kali ini saya cukupkan sekian dulu ya anak-anak, wassalamualaikum.Wr.Wb
Fida     : eeeh…! Temen2 tunggu dulu, itu soleh kenapa dari tadi kok dien terus..?
Nabila : kamu kenapa soleh..? dari tadi kok diem terus..?
Soleh   : gak apa-apa kok
Nabila : bener gak apa-apa ya leh..?
Soleh   : iya beneran bila
Nabila : ya sudah kalau begitu, saya dan temen-temen mau ke kantin dulu ya..!!

            Suasana di kantin, sekelompok teman-teman yang baik membicarakan soleh, lalu didengar oleh temannya yang kurang baik, dan mereka langsung bpergi menghampiri soleh di kelas yang sedang memikirkan keluarganya yang kurang mampu.

Fida                 : soleh itu kenapa..? Belakangan ini kok murung..?
Nabila             : mungkin dia sedang ada masalah..!
Basid               : iya, sebenarnya sekarang dia lagi ada masalah
Annisyak        : masalah..? memang ada msalah apaan..?
Basid               : yaaaa… masalah biaya sekolah, orang tuanya juga kurang mampu

Wahid : oooooo………! ternyata soleh itu orang gak punya brooooo….!
Andre  ; iya brooooooooo, berarti dia bukan level kita cooooooooy...!
Fauzi   : ya sudah, kita langsung sikat aja kalou gituuu,,
Wahid : okeeeeyyyy…..leeets goo

Lalu wahid, andre dan fauzi langsung menuju kelas untuk mengolok ngolok soleh yang sedang merenung.

Wahid : heeeeh….. orang miskin…! kamu mau sekolah apa mau cari jangkrik brooooo….? ke sekolah kok   pakek sandal japit
Andre  : iyaaaaa, lihat aja baju nya lusuh, gak layak pakai
Fauzi   : maklumlah orang mikin, bukan level kita
Wahid : iyaaaaalah brooo, bokap kita kan berpenghasilan mapan, orang kaya gitu lhooooo…….
Basid   : brooooooooo………! jangan gituuu dia kan juga temen kita
Fauzi   : emang guweeee pikiriiiin……..? IDL (itu derita luuuu)
Wahid : ya sudah ayo kita makan-makan dan foya-foya di kantin broow, kita pesta bersama..1

Nabila dan annisyak yang masih berada di kantin, berencana untuk mendekati soleh agar mau bercerita tentang permasalahannya.

Nabila               : duuuuh… kasiaaaan soleh..! tapi apa benar dia punya masalah dengan biaya sekolah..? gimana kalau annisyak duluan ke kelas nyamperi soleh ,mungkin dia mau curhat tentang masalahnya.
Fida                 : iya betul itu
Annisyak        : okey……siaaaaap

Annisyak lalu pergi ke kelas untuk menemui Soleh dan mengajak soleh untuk bercerita tentang masalah yang sedang di alaminya.

Annisyak        : hai soleh, hari ini kamu terlihat beda, ayo cerita  ke saya,   siapa tau saya bisa membantu, saya tau kamu lagi ada masalah.
Soleh               : iya, saya ada sedikit masalah, orang tuaku tidak mampu membayar spp sekolah, jadi saya ingin berhenti sekolah.
Annisyak        : apaa…? Jangan sampai kita berhenti sekolah leh, sebentar lagi kita sudah lulus kok. sudahlah jangan sedih, siapa tau teman-teman bisa membantu mencarikan beasiswa untuk kamu leh.
Soleh               : iya terimakasih nis, sudah mau membantu.
Annisyak        : iya sama-sama leh, kita sesame teman harus saling membantu.


            Teman soleh yang baik pergi ke ruang BP untuk membicarakan dan membabantu menyelesaikan masalah yang sedang dialami soleh.

fida      : assalamualaikum Wr Wb
Guru   : iyaaa, waalaikum salam Wr Wb, silahkan masuk, ada yang bisa dibantu
Fida     : begini pak, teman kami ada sedikit masalah denga biaya sekolah, apakah ada beasiswa untuk dia pak…?
Guru   : siapa nama nya…? boleh saya tahu…?
Fida     : ahmad soleh
Guru   : beasiswa ada, tapi hanya untuk siswa berprestasi saja, apakah dia berprestasi,,,?
Fida     : iya pak, dia sangat pintar, cerdas dan juga selalu mendapat rangking di kelas
Guru   : oooh iya, silahkan setorkan data-data ahmad soleh yang lengkap, nanti saya daftarkan biasiswa untuk dia.
Fida     : iya pak, terimakasih pak. Wassaamualauikum.Wr.Wb


            Soleh ahirnya mendapat Beasiswa dari pemerintah dan bisa melanjutkan sekolah dengan senang hati, soleh pun sangat berterimakasih pada teman-temannya yang telah menolongnya. Soleh ahirnya bisa bersekolah hingga perguruan tinggi. 

Bimbingan dan Konseling

Nama              : Abdul basid
NPM               : 1534411003
Jurusan          : Bahasa dan Sastra Indonesia

Bimbingan dan konseling

Data Peserta didik

Nama   : moh badrus
Tempat tanggal lahir  : Bangkalan, 12 september 1997
Alamat  : pandian arosbaya
Nama Ayah : abd aziz
Nama Ibu : susik
Sekolah : sma ar-raudhah
Kegiatan Sehari-Hari  : ngumpul di gardu dan di partelon hampir setiap hari.
Berat  : 50 Kg
Tinggi : 150 Cm


            Kesempatan kali ini saya menemukan seorang pelajar di desa pandian arosbaya yang bernama moh badrus, di berumur 19 tahun dan sekarang sedang menduduki kelas 3 sma dikarenakan tidak naik kelas saat menduduki kelas satu aliah. Sebenarnya saat ini badrus seharusnya sudah menjadi mahasiswa semester tiga , tapi karna kenakalannya ( hampir setiap hari dia sering ngumpul di gardu dan di partlon ).
            Badrus bisa dikatakan seorang anak yang kenakalannya sudah menempati kelas menengah keatas, kesehariannya dia sering berkumpl dan bermain dengan teman teman seangkatan saya, karna dulu dia adalah teman seangkatan dengan  saya saat sekolah di sma ar raudahah, sehingga mengakibatkan dia tidak naik kelas dan sekarang masih kelas tiga sma.
            Sebenarnya kedua orang tuanya merupakan orang yang mampu dalam hal ekonomi dan mampu membiayai semua anak anaknya terutama badrus yang pastinya sekarang membutuhkan biaya yang cukup besar karena badrus sekarang menduduki sma tingkat ahir.orang tuanya memiliki usaha dirumahnya yaitu memiliki warung yang menyediakan perlengkpan sehari hari, juga berjualan di pasar selasaan arosbaya.
            Untuk kesehatan keluarga badrus (orang tua, embak, adik) bisa dikatatakan cukup sehat terutama keadaan badrus yang sanga aktif dalam kesehariaanya sehingga membuat tubuhnya tetep terjaga dan sehat demikian pula orang tua badrus yang aktif berdagang, ke pasar, dan kulakan barang baarng dagangan yang setiap harinya pasti laku dan berkurang sehingga membuat setamina tetap terjaga bagi kedua orngtuanya.
            Sebenarnya badrus mempunyai skil dan kemampuan yang sangat bagus, juga memiliki potensi menjadi anak yang pandai dan cerdas, tapi orang tua tidak begitu memperhatikan poses belajar pada badrus, yang sekarang seharusnya badrus memililiki perhatian khusus dari orang tua karena sekarang menduduki sekolah tingkat akhir, di karnakan orang tuanya sangat sibuk dengn kegiatannya sendiri yang harus membiayai sekolah anak – anaknya.
            Dalam hal ini teknik yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu menggunakan teknik observasi langsung (pengamatan), kali ini saya dapat melakukan observasi terhadap badrus di tinjau dari aktivitas sehari hari yang dulunya dia adalah teman seangkatan saya dan teman bermain bersama, sehingga dengan mudah saya melakukan pengamatan terhadap badrus
            Usaha yang saya lakukan  langkah pertama mendekati pada badrus dan berusaha mengganti pola piker aktivitas keseharian yang dilakukan oleh badrus, sehingga setidaknya dapat mengurangi tingkat kenakalan dala kesehariannya, yaitu mengurangi pergaulan yang kurang kurang mendukung aktivitas belajarnya ( mengurangi seringnya berkumpul di gardu dan di pertelon).
            Langkah kedua yag saya lakukan yaitu melakukan pendekan pada orang tua badrus untuk sering mengawasi aktivitias keseharian dan juga proses pembelajaran badrus di rumahnya, sehingga dapat mengurangi aktivitas badrus di luar rumah dan lebih banyak belajar di dalam rumah.